BENTENG KERATON BUTON
Benteng Keraton Buton berada
di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Pada 2006 lalu, ia tercatat sebagai yang
terluas di dunia oleh MURI sekaligus Guinness Book of Record. Tidak heran
karena luas total dari bangunan perlindungan ini mencapai 22 hektar lebih!
Untuk dibayangkan: luas bangunan Candi Bodobudur adalah 15. 129 meter persegi,
sementara luas benteng ini sekitar 22 hektare atau 220.000 meter persegi. Berapa kali lipatnya
kira-kira? Kuat untuk menjelajahinya
Bangunan
perlindungan atau pertahanan ini mulanya berupa tumpukan batu yang disusun
mengelilingi kompleks istana sebagai pembatas antara lingkungan istana dan
permukiman rakyat. Pembangunan Benteng Keraton Buton dimulai pada masa
pemerintahan La Sangaji ke 3 dari 1591 – 1597. Bangunan ini selesai dibangun
pada masa pemerintahan La Buke Gafarul Wadudu (1632 – 1645).
Semula,
bangunan ini difungsikan sebagai tempat tinggal dan perlindungan raja serta
kepala adat dari serangan bajak laut. Benteng ini juga berperan sebagai tempat
pengawasan terhadap kapal-kapal yang melintas di pesisir. Benteng dengan tinggi
1-8 meter, ketebalan 50 cm hingga 2 meter dan panjang 2.740 meter ini dibangun
menggunakan batu gunung yang direkatkan hanya menggunakan pasir, kapur dan
putih telur.
Berkunjung
ke Benteng Keraton Buton, Teman Traveler akan menemukan beberapa benteng kecil
di bagian dalam yang dihubungkan oleh jalan-jalan rahasia. Masing-masingnya
memiliki fungsi tersendiri.
Seperti
Benteng Sorawolio yang berfungsi sebagai pertahanan dan Benteng Baadia yang
berfungsi sebagai pengintaian. Selain itu, ada satu area tandus di bagian barat
bernama Katobengke yang berfungsi sebagai eksekusi bagi para musuh.
Kawasan benteng yang sangat luas tersebut, memang menyimpan
banyak hal. Ada beberapa situs sejarah berupa rumah adat (Malige), Batu Popau
(tempat pelantikan raja), Sulana Tombi (tiang bendera yang dibangun pada 1712),
Masigi (masjid) dan sejumlah meriam tua berukuran 2 sampai 3 depa yang
terpasang di banyak sisi benteng. Sampai kini, meriam tersebut masih ada dan
menjadi objek wisata sejarah yang kental.
Bukan hanya itu, Benteng Keraton Turbo juga sudah dilengkapi
dengan 16 bastion. Dua bastion di antaranya memiliki Godo (gudang) yang
memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan mesiu.
Banyak hal unik dan menarik serta memiiliki nilai histori dan
budaya tinggi yang bisa Teman Traveler dapatkan saat berkunjung ke Benteng
Keraton Buton. Salah satu yang menarik perhatian adalah keberadaan 12 pintu
(Lawa dalam bahasa Wolio) di dalamnya. Lawa sebanyak itu memiliki fungsi dan
filosofi. Ia berfungsi sebagai jalan penghubung keraton dengan perkampungan
yang ada di sekitarnya. Sementara berdasarkan filosofinya, jumlah 12
menunjukkan jumlah lubang yang ada pada tubuh manusia. Setiap pintu memiliki
bentuk dan material pembuatan yang berbeda. Ada yang dari kayu, adapula yang
dari batu.